Ada aturan tak tertulis bahwa melihat makanan di anime membuatnya tampak lebih menarik daripada dalam kehidupan nyata. Kini tampaknya ada beberapa bukti ilmiah yang mendukung gagasan itu. Sebuah studi percontohan yang dilakukan baru-baru ini di Brooklyn, New York menemukan bahwa manga dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong anak-anak dan remaja untuk meningkatkan asupan buah mereka.
Studi ini mengumpulkan data dari sekelompok 57 anak berumur dari 11 tahun, sebagian besar dari mereka memiliki latar belakang etnis baik dari Afrika Amerika atau Hispanik. Dari sana, anak-anak dibagi menjadi dua kelompok yang terpisah secara acak. Kelompok pertama anak-anak diberi manga asli untuk membaca, berjudul “Fight for Your Right to Fruit,” sementara yang lain diberinewsletter terkait hal-hal non-kesehatan. Setelah membaca materi yang diberikan, anak-anak ditawarkan pilihan antara snack sehat dari buah-buahan atau junk food seperti kue atau keripik kentang.
Enam puluh satu persen dari anak-anak yang telah diberikan manga untuk dibaca memilih pilihan yang sehat, sementara hanya tiga puluh lima persen dari kelompok lain melakukan hal yang sama.
Dr. May May Leung, yang melakukan penelitian inovatif dan menulis sebuah artikel tentang hal ini percaya bahwa manga mungkin memiliki efek pada kebiasaan makan anak-anak karena sifat mendalam mediumnya. Dia telah mengutip, dengan mengatakan bahwa “komik/manga dapat digunakan untuk mempromosikan perilaku dan keyakinan akan kesehatan yang terkait dengan konsumsi buah-buahan dalam masa muda yang penuh resiko. Berbagai grafis dan teksnya yang minim membuat manga menjadi format yang menjanjikan untuk melibatkan populasi yang lebih muda.”
Artikel Dr. Leung diterbitkan dalam Journal of Nutrition Education and Behavior pada Januari yang lalu.
Cr: JapaneseStation.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar